Beranda | Artikel
Kisah Qorun dengan Orang-Orang Yang Berilmu Bagian 2 - Kitab Ahsanul Bayan (Ustadz Kurnaedi, Lc.)
Senin, 28 Agustus 2017

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi

Kisah Qorun dengan Orang-Orang Yang Berilmu Bagian 2 – Kitab Ahsanul Bayan merupakan bagian dari kajian kitab “أحسن البيان من مواقف أهل الإيمان” “Ahsanul Bayan min Mawaqifi Ahlil Iman” karya Syaikh Abu Islam Shalih bin Thaha Abdul Wahid hafidzahullah, yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. Kitab ini membahas tentang nasihat-nasihat serta ibroh dari kisah-kisah yang disebutkan di dalam Al-Quran dan Hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Download kajian sebelumnya tentang Kisah Qorun dengan Orang-Orang Yang Berilmu Bagian 1 – Kitab Ahsanul Bayan

Download kitab أحسن البيان من مواقف أهل الإيمان” versi PDF di sini

Ringkasan Kajian Kitab Ahsanul Bayan: Kisah Qorun dengan Orang-Orang Yang Berilmu Bagian 2

Didalam surat QS. Al Qashash: 76 Allah berfirman:

إِنَّ قَارُونَ كَانَ مِن قَوْمِ مُوسَىٰ فَبَغَىٰ عَلَيْهِمْ ۖ وَآتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لَا تَفْرَحْ ۖ إِنَّ اللَّـهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ ﴿٧٦﴾

Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: “Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri”.” (QS. Al-Qasas [28]: 76)

Ayat di atas merupakan nasihat pertama dari kaumnya kepada Qorun. Ada beberapa nasihat pada ayat-ayat selanjutnya dimana Qorun justru menolak nasihat-nasihat itu. Seorang muslim boleh bersenang-senang atau bahagia dalam dunia ini. Tetapi kebahagiaan seorang muslim itu dengan iman dan dengan aqidahnya yang shahih. Contohnya adalah berbahagia dengan yang Allah anugrahkan dari Al-Qur’an. Allah berfirman:

قُلْ بِفَضْلِ اللَّـهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ ﴿٥٨﴾

Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”.” (QS. Yunus [10]: 58)

Berbahagia dengan iman dan dengan Al-Qur’an adalah berbahagia yang disyariatkan dan dibolehkan. Jadi bangganya seorang muslim bukanlah dengan dunia. Tapi dengan iman dan Al-Qur’an. Oleh karena itu, Allah subhanahu wa ta’ala membolehkan kita bangga dan senang dengan iman ini. Adapun dunia, Allah subhanahu wa ta’ala tidak menyukai orang yang berbangga-bangga.

Orang yang bermaksiat kepada Allah dimalam pengantin anaknya. Apabila kau nasihati kepadanya, “takutlah kepada Allah“. Dia akan menjawab dengan cepat, “kita ingin bersenang-senang dan berbahagia“. Bahkan sebagian dari manusia membuka acara walimahnya dengan minuman keras, nyanyian, musik dan seterusnya. Kemudian mereka membanggakan diri dengan pesta yang mahal. Musibahnya, bukan hanya dalam masalah bangga, tetapi musibahnya adalah hati-hati yang sakit tidak merasa senang kecuali dengan memaksiati Allah subhanahu wa ta’ala. 

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

ذَٰلِكُم بِمَا كُنتُمْ تَفْرَحُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَبِمَا كُنتُمْ تَمْرَحُونَ ﴿٧٥﴾

Yang demikian itu disebabkan karena kamu bersuka ria di muka bumi dengan tidak benar dan karena kamu selalu bersuka ria (dalam kemaksiatan).” (QS. Ghafir [40]: 75)

 

Simak Penjelasan Lengkap dan Download Kajian Kitab Ahsanul Bayan: Kisah Qorun dengan Orang-Orang Yang Berilmu Bagian 2



Artikel asli: https://www.radiorodja.com/29818-kisah-qorun-dengan-orang-orang-yang-berilmu-bagian-2-kitab-ahsanul-bayan-ustadz-kurnaedi-lc/